Pangandaran merupakan salah satu wilayah dengan sumber daya alam yang melimpah di Provinsi Jawa Barat, salah satu komoditas yang berlimpah di Pangandaran adalah kelapa. Kelapa memiliki nilai ekonomi tinggi karena hampir seluruh bagian pohonnya, mulai dari akar, batang, daun, hingga buahnya, dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik kuliner maupun non-kuliner.
 
Bagian buah kelapa merupakan yang paling banyak dimanfaatkan, terutama daging buahnya yang diolah menjadi berbagai produk. Selain itu, terdapat juga hasil samping lain seperti sabut, air, dan tempurung kelapa yang masih sering diolah secara tradisional, misalnya sebagai bahan bakar atau arang.
 
Kelapa sendiri merupakan mata pencaharian tambahan selain tanaman pangan bagi jutaan petani dan memberikan penghidupan bagi puluhan juta keluarga di Indonesia. Oleh sebab itu, kelapa memiliki peran penting dari segi sosial, budaya, dan ekonomi. Pohon kelapa memiliki masa hidup dan masa panen lebih dari 20 tahun, dengan manfaat yang sangat luas. Namun, harga jual kelapa di tingkat petani masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar Rp1.000 hingga Rp1.500 per butir. Harga yang rendah ini membuat petani kesulitan mendapatkan pendapatan yang layak.
 
Salah satu produk turunan kelapa yang memiliki potensi besar adalah minyak kelapa. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk-produk sehat, permintaan minyak kelapa pun terus bertambah. Sayangnya, proses produksi minyak kelapa di Pangandaran masih dilakukan secara tradisional dengan teknologi sederhana yang diwariskan secara turun-temurun. Kondisi ini berdampak pada rendahnya kuantitas dan kualitas produk. Kapasitas produksi maksimal hanya mencapai 2.400 kg per bulan, dengan kualitas produk yang cepat tengik, daya simpan pendek, dan kurang tahan untuk distribusi jarak jauh.
 
Selain itu, dari sisi administratif, masih minim dukungan pemerintah dalam hal legalitas, sertifikasi produk, dan pencantuman informasi kandungan gizi pada label produk. Hal ini menghambat produk minyak kelapa lokal bersaing di pasar yang lebih luas, sehingga omzet petani dan pelaku usaha tetap rendah.
 
Untuk mengatasi tantangan ini, JAMTANI melalui unit koperasi meluncurkan program pengolahan kelapa berkelanjutan dengan fokus pada produk turunan berupa minyak kelapa di Desa Cikembulan, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran. Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat peran koperasi dalam pengolahan minyak kelapa, meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa dan produk turunannya, serta mendorong peningkatan pendapatan anggota Kelompok Tani Cikembulan. Program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal, terutama perempuan dan generasi muda, sekaligus memperkuat ekonomi daerah melalui penyediaan pangsa pasar produk pengolahan kelapa yang lebih luas.