Pada 09 Juli 2024, JAMTANI, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran mengadakan workshop konsultasi multipihak untuk mempromosikan budidaya bawang merah dalam konteks perubahan iklim. Acara ini dihadiri oleh petani dampingan JAMTANI, akademisi, peneliti, dan perwakilan pemerintah.
Workshop ini bertujuan untuk membahas praktik budidaya bawang merah yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim. Para peserta mengevaluasi tantangan dalam budidaya bawang merah dan menemukan solusi inovatif yang dapat diterapkan di lapangan.
Hasil dari workshop ini mencakup peningkatan kapasitas petani melalui sekolah lapang iklim (SLI), pelatihan rutin, penggunaan teknologi dan inovasi seperti varietas tahan iklim dan metode irigasi efisien, serta kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan petani. Selain itu, diusulkan penguatan kebijakan yang mendukung budidaya berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Salah satu inovasi yang dibahas dalam workshop ini adalah penerapan biopestisida dan biofertilizer pada bawang merah. Penggunaan biopestisida dan biofertilizer diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk pestisida dan kimia sintetis yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Biopestisida dan biofertilizer terbuat dari bahan-bahan alami yang ramah lingkungan dan efektif dalam mengendalikan hama serta penyakit tanaman bawang merah.
Bawang merah juga menjadi salah satu komoditas baru di Kabupaten Pangandaran dengan workshop ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan budidaya bawang merah terhadap perubahan iklim, produktivitas, dan kesejahteraan petani, serta mendukung ketahanan pangan nasional.