Tim Siaga Bencana Perubahan Iklim JAMTANI

2025-05-28 05:35:50 by : Admin

Perubahan iklim membawa dampak besar bagi sektor pertanian, seperti cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, dan serangan hama yang meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan Tim Siaga Bencana Perubahan Iklim bagi petani untuk mengantisipasi, menangani, dan meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh bencana. Selain itu, pelatihan simulasi dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) menjadi bagian penting dalam kesiapsiagaan petani terhadap ancaman tersebut, kegiatan ini melibatkan BPBD dan PMI.
Peran Tim Siaga Bencana Perubahan Iklim
Tim Siaga Bencana Perubahan Iklim dibentuk untuk membantu petani menghadapi tantangan akibat perubahan iklim dan kejadian bencana. Beberapa peran utama tim ini meliputi:
1.             Pemantauan dan Prediksi Cuaca Berdasarkan Kalender Musim Tanam Panen
o  Menggunakan data cuaca dari BMKG atau sumber terpercaya lainnya.
o  Memberikan peringatan dini kepada petani tentang potensi cuaca ekstrem.
o  Memasang bendera Hijau, Kuning dan Merah sebagai simbol penyeragaman musim tanam, hama dan Penyakit
2.             Edukasi dan Sosialisasi
o  Memberikan pelatihan tentang dampak perubahan iklim.
o  Menyebarluaskan praktik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan varietas tahan iklim (Rendaman, Toleran, Kekeringan)
3.             Kesiapsiagaan dan Penanganan Bencana
o  Menyusun rencana tanggap darurat.
o  Menyediakan bantuan darurat bagi petani yang terkena dampak bencana.
o  Koordinasi dengan stake holder lain (BPBD, Babinkamtibmas, …
4.             Pemulihan Pasca Bencana
o  Memfasilitasi penyediaan benih dan pupuk untuk pemulihan lahan pertanian.
o  Membantu petani dalam mengakses bantuan pemerintah atau stake holder lainnya
Simulasi Kesiapsiagaan Bencana
Agar petani lebih siap menghadapi bencana, tim siaga perlu mengadakan simulasi secara berkala. Simulasi ini mencakup:
1.             Evakuasi Darurat
o    Mengajarkan jalur evakuasi dan titik kumpul aman.
o    Menyediakan informasi tentang langkah-langkah evakuasi saat terjadi banjir, kebakaran lahan, atau badai.
2.             Pengelolaan Peralatan dan Sumber Daya
o    Menyiapkan peralatan darurat seperti pompa air, generator listrik, dan peralatan komunikasi.
o    Melatih petani dalam penggunaan alat pemadam kebakaran dan penyelamatan di lahan pertanian.
3.             Penyelamatan Tanaman dan Ternak
o    Menerapkan teknik mitigasi seperti pembuatan tanggul darurat untuk mencegah banjir.
o    Menyediakan tempat evakuasi sementara bagi ternak yang terdampak bencana.
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) untuk Petani bekerjasama dengan PMI
Petani rentan terhadap kecelakaan kerja, seperti luka akibat alat pertanian, gigitan hewan berbisa, atau paparan bahan kimia. Oleh karena itu, pelatihan P3K sangat penting untuk mengurangi risiko fatalitas. Berikut beberapa langkah P3K yang perlu dikuasai petani:
1.          Mengatasi Luka dan Cedera
o  Membersihkan luka dengan antiseptik dan menutupnya dengan perban steril.
o  Menghentikan pendarahan dengan menekan area luka.
2.          Penanganan Gigitan dan Sengatan
o  Membersihkan area gigitan dengan air bersih.
o  Menggunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan.
3.          Mengatasi Keracunan Pestisida
o  Segera membawa korban ke tempat yang memiliki udara segar.
o  Jika terkena kulit, segera bersihkan dengan air mengalir.
o  Jika tertelan, segera cari bantuan medis dan jangan memaksakan muntah kecuali disarankan oleh tenaga medis.
4.          Penanganan Kejang atau Pingsan
o  Posisikan korban dengan aman, hindari benda berbahaya di sekitarnya.
o  Jangan memasukkan benda ke dalam mulut korban.
o  Jika korban pingsan, posisikan dalam keadaan miring dan segera cari bantuan medis.
Tim Siaga Perubahan Iklim dan Bencana bagi petani memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan akibat perubahan iklim dan bencana alam. Melalui pemantauan cuaca, edukasi, simulasi kesiapsiagaan, dan pelatihan P3K, petani dapat lebih siap dalam menghadapi risiko dan meminimalkan dampak negatif terhadap hasil pertanian mereka. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah, stakeholder lainnya, dan komunitas petani, ketahanan pertanian terhadap bencana dapat terus ditingkatkan.
Penulis : Feri Rianto