Asian Peoples Forum di kualalumpur

2025-05-25 10:44:10 by : Admin

Masyarakat sipil di seluruh Asia Tenggara dengan tema besar “Our ASEAN : Peoples at the core”  bersatu melalui pembahasan 18 kelompok tematik seperti hak masyarakat adat, energy terbarukan,biodiversity, Lingkungan, migrasi, hak konsumen dll. Lebih dari 200 organisasi hadir  untuk menilai, melibatkan, dan memengaruhi arah ASEAN menuju tahun 2025 dan seterusnya. Forum ini juga dihadiri oleh para perwakilan pemimpin negara, parlemen, pengurus ASEAN,perwakilan Uni Eropa  dan Lembaga internasional yang bekerja di ASEAN.  

               Pertemuan hybrid dua hari ini selain memperjuangkan transisi yang adil menuju energi berkelanjutan (Just Energy Transition) dan masa depan iklim yang berakar pada keadilan. Dismaping itu membahas tantangan terbesar bagi demokrasi dan hak asasi manusia di Asia Tenggara. Dalam forum ini juga kesempatan untuk berdialog dengan anggota parlemen dan pendukung setia yang telah memimpin reformasi penting di negara asal mereka. Membangun aliansi yang kuat dengan sesama aktivis, legislator, dan pemimpin masyarakat yang memiliki visi yang sama tentang ASEAN yang berpusat pada rakyat. Baik dalam membentuk kebijakan atau menggerakkan kampanye akar rumput, kami berharap dapat mengungkap dan menggabungkan pertanyaan, ide, dan energi  dalam membantu menetapkan agenda ASEAN untuk sisa tahun ini dan seterusnya.

               JAMTANI yang juga merupakan anggota Climate Action Network (CAN) dimana pada 21-23 menghadiri confrensi perubahan iklim dan general assembly CANSEA, kemudian bergabung pada Asian Peoples Forum pada 24-25 Mei 2025.  JAMTANI mewakili kepentingan petani terutama isu energi terbarukan, keadlian iklim, biodiversity dan lingkungan yang berkelanjutan. JAMTANI aktif terlibat dalam proses diskusi, memberikan pandangan dan input terutama kepentingan petani yang menjadi salah satu korban akibat dampak negatif perubahan iklim termasuk di beberapa negara menjadi korban juga  dalam proses pembangunan.  Seperti diungkapkan oleh para pemimpin negara dan FAO bahwa krisis pangan terutama diakibatkan oleh dampak negatif perubahan iklim menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas. Tanpa pangan yang tumbuh gaya modernpun runtuh, gaya modern bisa berseri tanpa pangan bisa mati berdiri.