Masyarakat sipil di seluruh Asia
Tenggara dengan tema besar “Our ASEAN : Peoples at the core” bersatu melalui pembahasan 18 kelompok tematik
seperti hak masyarakat adat, energy terbarukan,biodiversity, Lingkungan,
migrasi, hak konsumen dll. Lebih dari 200 organisasi hadir untuk menilai, melibatkan, dan memengaruhi
arah ASEAN menuju tahun 2025 dan seterusnya. Forum ini juga dihadiri oleh para
perwakilan pemimpin negara, parlemen, pengurus ASEAN,perwakilan Uni Eropa dan Lembaga internasional yang bekerja di
ASEAN.
Pertemuan
hybrid dua hari ini selain memperjuangkan transisi yang adil menuju energi
berkelanjutan (Just Energy Transition) dan masa depan iklim yang berakar pada
keadilan. Dismaping itu membahas tantangan terbesar bagi demokrasi dan hak
asasi manusia di Asia Tenggara. Dalam forum ini juga kesempatan untuk berdialog
dengan anggota parlemen dan pendukung setia yang telah memimpin reformasi
penting di negara asal mereka. Membangun aliansi yang kuat dengan sesama
aktivis, legislator, dan pemimpin masyarakat yang memiliki visi yang sama
tentang ASEAN yang berpusat pada rakyat. Baik dalam membentuk kebijakan atau
menggerakkan kampanye akar rumput, kami berharap dapat mengungkap dan
menggabungkan pertanyaan, ide, dan energi
dalam membantu menetapkan agenda ASEAN untuk sisa tahun ini dan
seterusnya.
JAMTANI
yang juga merupakan anggota Climate Action Network (CAN) dimana pada 21-23
menghadiri confrensi perubahan iklim dan general assembly CANSEA, kemudian
bergabung pada Asian Peoples Forum pada 24-25 Mei 2025. JAMTANI mewakili kepentingan petani terutama
isu energi terbarukan, keadlian iklim, biodiversity dan lingkungan yang
berkelanjutan. JAMTANI aktif terlibat dalam proses diskusi, memberikan
pandangan dan input terutama kepentingan petani yang menjadi salah satu korban
akibat dampak negatif perubahan iklim termasuk di beberapa negara menjadi
korban juga dalam proses
pembangunan. Seperti diungkapkan oleh
para pemimpin negara dan FAO bahwa krisis pangan terutama diakibatkan oleh
dampak negatif perubahan iklim menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas.
Tanpa pangan yang tumbuh gaya modernpun runtuh, gaya modern bisa berseri tanpa
pangan bisa mati berdiri.