Cirebon, 28 Agustus 2024 – Sebagai organisasi yang fokus pada pemberdayaan petani, Jaringan Masyarakat Tani Indonesia mengambil peran aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Dalam workshop konservasi tanah dan air yang diselenggarakan oleh AOI, Asroni sebagai staf Adaptasi terhadap perubahan iklim JAMTANI  berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam menerapkan Penilaian Praktis Ekologi Tanah (PET) serta penanaman Multy Purpose Tree Species.

PET merupakan pendekatan pembelajaran yang mengajak petani untuk memahami hubungan timbal balik antara tanah, tanaman, dan lingkungan. Petani diajarkan untuk mengamati kondisi tanah mereka, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi yang berkelanjutan. Tanah dan air adalah sumber daya utama yang menjadi penyokong kehidupan seluruh mahluk hidup di bumi. Pada era sekarang, dua sumber daya tersebut rentan terjadi degradasi dan pencemaran, terutama akibat aktivitas manusia seperti kegiatan pertanian, perumahan, pembangunan infrastruktur dan industri.

Ketidakpahaman dalam mengelola hubungan tanah dan air akan  berpengaruh pada prilaku dalam memanfaatkan air pada sektor budidaya. Proses penggenangan air termasuk banjir  dan aplikasi pestisida yang berlebihan maka tanah akan mengalami  kekurangan unsur hara dalam tanah akibat pemadatan, rekahan, serta biodiversitas organisme tanah, penyerapan nutrisi untuk tanaman jadi terhambat. Melalui PET petani diajak untuk mempelajari, menganalisa dan use of output nya petani diharapkan  bisa bijak dalam mengelola tanah dan air.

Konservasi tanah bertujuan untuk mencegah erosi, menjaga kesuburan tanah, dan mendukung keberagaman hayati. Sementara itu, konservasi air bertujuan untuk melestarikan kualitas dan kuantitas sumber daya air, mencegah pencemaran, serta memastikan ketersediaan air untuk kebutuhan manusia dan ekosistem yang ada disekitarnya. Keduanya penting untuk mendukung pertanian, kehidupan sehari-hari, dan kesehatan lingkungan secara umum.

Degradasi lahan di wilayah hutan sering terjadi akibat monokultur/hutan homogen dan tanaman pendek semusim,  untuk itu JAMTANI mempromosikan penerapan Multy Purpose Tree Species (MPTS) dengan setidaknya 25% tanaman kayu endemik. MPTS merupakan  hutan heterogen dengan memanen hasil hutan tanpa menebang. Pisang, salam bisa kita panen daunnya. Nangka, Duren, Alpukat, Mangga dll kita panen buahnya. Konsep ini mampu menjawab aspek ekologi karena berfungsi sebagai tangkapan air, menyerap CO2, Menjaga biota tanah. Disamping itu menjawab aspek Ekonomi karena memberikan pendapatan kepada masyarakat desa hutan.  Konservasi tanah dan air adalah aspek krusial dalam pertanian organik dan berkelanjutan. Praktek-peraktek ini tidak hanya membantu menjaga kesehatan tanah dan efisiensi penggunaan air, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan produksi pertanian yang lebih ramah lingkungan.