Pangandaran, Jawa Barat,
Indonesia – JAMTANI menggelar “Agriculture YouthCamp and Action Research”
yang berlangsung di Kabupaten Pangandaran pada 10-12 September 2024 dengan tema
“Sowing Seeds for the Future: Innovations to Empower Rural Youth for Climate
Resilient Farming”. Acara ini melibatkan 50 petani muda, Himpunan study mahasiswa Universitas Padjadjaran
(Unpad) serta sesi berbagi dengan team JIRP (Joint International Research
Project) mahasiswa Humbolt University Berlin, Jerman yang sedang melakukan riset bersama JAMTANI selama
2 bulan di Indonesia. Mereka berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan promosi
pertanian berkelanjutan, pembangunan petani tahan iklim serta diskusi dengan petani
sukses.
Direktur JAMTANI (Kustiwa
Adinata) menyampaikan kegelisahannya mengenai krisis pangan yang akan di hadapi
dimasa depan. Disamping terjadinya dampak negative perubahan iklim yang diakibatkan
peningkatan permukaan air laut,
temperature yang semakin tinggi dan perubahan pola hujan yang puncaknya adalah kita akan kekurangan air yang
mengancam budidaya tanaman. Disisi lain minat petani muda menjadi tantangan
tersendiri karena semakin tidak menarik sektor pertanian ini. Mau makan apa
bangsa ini jika pemberdayaan petani muda tidak menjadi perhatian. Oleh karena
itu melalui kegiatan ini kita mencoba untuk meningkatkan antusiasme para pemuda
untuk menjadi seorang petani, tentu kita kemas juga kedalam bentuk inovasi
teknologi seperti digitalisasi pertanian dan petani yang memiliki dasar
Agropreneurship.
Di inisiasi dari pengalaman Fisal
Hafis sebagai staf JAMTANI yang telah
mengikuti Young Farmer Camp and Agrilympic di Los Banos Philipina, Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI) sukses mengadakan
kegiatan Agriculture Youth Camp dan Action Research yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan menginspirasi petani muda untuk mengembangkan
inovasi pertanian berkelanjutan dan ramah iklim, menginventarisasi pengalaman
serta ide-ide peserta, membangun jejaring kolaboratif antara pemuda dan
pemangku kepentingan. Acara ini berlangsung selama tiga hari, di mana para
peserta diajak terjun langsung dalam berbagai kegiatan yang bertujuan memperdalam
pengetahuan peserta di bidang pertanian modern dan riset aksi. Peserta diajak
berkolaborasi dan berbagi pengalaman tentang praktik pertanian yang efektif
serta cara menghadapi masalah yang kerap dihadapi petani, seperti perubahan
iklim, manajerial dari hulu ke hilir, dan akses pasar yang terbatas.
YouthCamp ini juga menghadirkan
beberapa narasumber ahli dari kalangan akademisi, praktisi pertanian, perwakilan
pemerintah, penggiat lingkungan, entreupreneur muda yang telah sukses
menciptakan usaha di bidang pertanian yang mana kegiatannya adalah berbagi
wawasan mengenai teknologi pertanian, agroekologi, peluang petani muda dari
sisi dukungan pemerintah serta strategi pemasaran hasil tani. Para petani muda
dan mahasiswa aktif berdiskusi dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
merumuskan proyek riset aksi yang relevan.
Pada hari terakhir, peserta
diajak untuk beraktivitas dan berkemah di luar ruangan tepatnya di Pantai
Madasari Pangandaran. Agrilympics (Agriculture Olympics) menjadi sorotan
utama, di mana peserta dibagi menjadi tiga tim dan berkompetisi dalam lima
tantangan yang menguji keterampilan pertanian mereka. Mulai dari pemilihan
benih unggul, penyemaian efisien, proses budidaya yang tepat,
hingga pembuatan produk siap jual, setiap tim harus menunjukkan keahlian
di setiap tahap siklus pertanian. Tantangan terakhir, Puzzle Advokasi,
mengajak peserta merancang strategi advokasi untuk mempromosikan isu pertanian.
Agrilympics tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan
nilai kepemimpinan, kerja sama, dan pemikiran kritis, membentuk petani muda
yang inovatif dan tangguh.
Riset Aksi: Menciptakan Solusi
dari Akar Rumput
Salah satu agenda utama dari
acara ini adalah action research, di mana peserta diajak untuk
melakukan identifikasi masalah perubahan iklim terhadap pertanian dan merancang
solusi inovatif melalui pendekatan berbasis riset. Petani muda dari Cilacap dan
Pangandaran berbagi pengalaman mereka dalam mengelola lahan pertanian dengan
tantangan spesifik seperti banjir dan perubahan cuaca yang tidak menentu,
sementara mahasiswa Unpad memberikan masukan berbasis teori dan penelitian
akademik yang dapat diterapkan secara praktis di lapangan.
Hasil riset aksi ini diharapkan
menjadi fondasi bagi proyek-proyek berkelanjutan yang dapat diimplementasikan
di komunitas masing-masing setelah acara selesai.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Pertanian yang Berkelanjutan
Acara ini merupakan bagian dari
upaya JAMTANI untuk memberdayakan petani muda dan mendorong mereka menjadi agen
perubahan di komunitas mereka. Dengan melibatkan mahasiswa Unpad, acara ini
juga menjadi ajang pertukaran pengetahuan antara dunia akademis dan praktisi
lapangan, menciptakan sinergi yang diharapkan mampu mendorong inovasi dalam
sektor pertanian.
Agriculture YouthCamp dan Action
Research ini menandai langkah penting dalam memperkuat peran generasi muda
dalam membangun pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Kolaborasi
antara petani muda dan mahasiswa diharapkan akan terus berkembang, menciptakan
ekosistem pertanian yang adaptif dan inovatif di masa depan.
Dengan berakhirnya acara ini,
para peserta pulang dengan semangat baru dan komitmen untuk mengaplikasikan
ilmu serta strategi yang mereka dapatkan demi Regenerasi petani dan pertanian
berkelanjutan.