Sekarang, dunia pertanian menghadapi tekanan yang terus bertambah dalam menyediakan pangan yang mencukupi, terjangkau, dan bergizi bagi seluruh penduduk Indonesia maupun tekanan demografi yang semakin meningkat jumlahnya. Di sisi lain, pertanian menghadapi tantangan perubahan iklim, kerusakan sumberdaya alam termasuk kelangkaan air, terkikisnya kesuburan tanah, keterbatasan lahan untuk bertani, dan hilangnya keanekaragaman hayati dunia yang menjadi sumberdaya bagi pertanian-perikanan kita.

Untuk menyediakan pangan nasional dan dunia secara berkelanjutan, perubahan-perubahan yang progresif baik ditingkat regulasi, strategi dan implementasi sangat dibutuhkan dalam transisi menuju transformasi system pangan nasional untuk lebih memperhatikan keselamatan bumi Nusantara beserta isinya, berkeadilan, dan tidak memboroskan sumberdaya yang semakin terbatas. Langkah-langkah perubahan yang tepat harus di ambil untuk menjawab berbagai tantangan yang saling terkait dalam mencapai tujuan dibidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Oleh karena itu, keluarga petani benar-benar berada di tengah pusaran permasalahan ini, mengingat keberadaannya bahwa para petani keluarga ini adalah penyedia 80% pangan dunia dan merupakan investor utama dalam pertanian kita serta menjadi tulang punggung bagi struktur ekonomi perdesaan. Sektor ini telah menjadi kontributor sekaligus korban dampak negative perubahan iklim.

Untuk mendapatkan informasi terkini tentang upaya-upaya yang sedang dan akan dilakukan oleh berbagai aktor pemangku kebijakan terutama dari pemerintah yang bertindak atas nama negara di berbagai arena internasional utamanya kerangka kerja ASEAN dalam konteks kerangka kebijakan untuk Pedoman ASEAN Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dan Transformasi Sistem Pangan Yang Berkelanjutan. Kami menyelenggarakan Lokakarya ini Kerjasama  focus tematik Transisi Agroekologi yakni Aliansi Petani Indonesia (API) Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (WAMTI) dan Serikat Nelayan Indonesia (SNI) diihadiri juga oleh perwakilan kelompok masyarakat sipil lainnya  yang  terdampak langsung oleh berbagai krisis.  maksud Konsultasi Nasional ini adalah untuk Mempromosikan Agroekologi Dalam Konteks ASEAN Rencana Induk Pembangunan Pedesaan dan Pedoman Regional ASEAN Tentang Pertanian Berkelanjutan. Inisiatif  lokakarya  ini bertujuan untuk mendukung orientasi strategis Pedoman Regional ASEAN tentang Pertanian Berkelanjutan dan implementasinya, memastikan bahwa prinsip-prinsip dan elemen-elemen agroekologi dapat mendukung kemajuan dan untuk mempromosikan kerja sama dalam pendekatan pertanian dan sistem pangan.

Dalam kegiatan tersebut, Perwakilan Pemerintah Nasional dihadiri Bapak Sugito S.Sos, M.H. Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Pembangunan Pedesaan – Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta DR Endro Gunawan, SP.,Si., sebagai Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, IHCS, KPA, Komite Nasional Pertanian Keluarga, Aliansi Organis Indonesia – IFOAM Asia, Koalisi Rakyat Indonesia Untuk Kedaulatan Pangan, Rikolto Indonesia (Beras Sehat Berkelanjutan), Akademisi dan Lembaga Penelitian – Sayogya Institute, Privat Sektor PT MIO yang bekerja dalam mata rantai pertanian berkelanjutan ( Agroekologi).

Pada Kegiatan ini, Kustiwa Adinata bertindak sebagai moderator dan memandu jalannya proses acara. Serta Ai Rinawati juga hadir mewakili JAMTANI dan menyampaikan presentasi Analisa Peluang untuk Transisi Agroekologi.